Senin, 20 Maret 2017

Pendekatan tipologi 1(Gordon W. Allport)

MAKALAH
PENDEKATAN TIPOLOGI 1 (GORDON ALLPORT)
Disusun oleh:
Kelompok 3
Chindy Dina Die 161301091
Yustika Rahma Hasibuan 161301092
Astri Youlanda Nainggilan 161301093
Ianita Perangin-angin 161301094
Hafiza Hanim 161301095
Reka Irayanti Sitanggang 161301096





FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2017

Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami mengucapkan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah memberikan kami petunjuk dan rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Tipologi I Allport.
Adapun makalah ini telah kami usahakan dengan sebaik-baiknya dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak dan sumber, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih atas segala macam bantuan dan informasinya.
Namun, tidak lepas dari semua ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan yang kami alami dari segi penyusunan bahasanya ataupun segi lainnya. Oleh karena itu kami bersedia menerima saran maupun kritik dari para pembaca demi kebenaran makalah yang telah kami susun ini.
Dengan demikian, penulis berharap semoga makalah mengenai Tipologi I Allport ini dapat memberikan manfaat dan informasi yang mudah dimengerti kepada pembaca.


Medan, 28 Februari 2017

    Penulis


DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................................................... 1
Kata Pengantar.................................................................................................................................... 2
Daftar Isi.............................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................... 4
Latar Belakang........................................................................................................................ 4
Rumusan Masalah................................................................................................................... 4
Tujuan..................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................... 6
Biografi Gordon Allport......................................................................................................... 6
Defenisi Kepribadian.............................................................................................................  7
Struktur Kepribadian..............................................................................................................  9
Perkembangan Kepribadian..................................................................................................  10
Proses Pembentukan Kepribadian......................................................................................... 14
Psikopatologi......................................................................................................................... 14
Isu –Isu Penting dalam Kepribadian Menurut Gordon Allport............................................. 15
Teori Assesment Allport........................................................................................................ 17
Research on Allport’s Theory............................................................................................... 18
BAB III PENUTUP........................................................................................................................ 21
Kesimpulan.......................................................................................................................... 21
Saran....................................................................................................................................21 
Daftar Pustaka.................................................................................................................................  22


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara umum teori Allport memberi defenisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung. Mamandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu defenisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasaan dari teori Allport.

Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang uni atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Kemudian Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini yang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi. Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita.

Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang. Dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangan bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh freud.

Rumusan Masalah
Bagaimana sejarah dari tokoh Gordon Allport?
Apa defenisi kepribadian menurut Gordon Allport?
Bagaimana struktur kepribadian menurut Gordon Allport?
Bagaimana proses pembentukan kepribadian?
Apa saja perkembangan kepribadian menurut Gordon Allport?
Apa itu psikopatologi?
Apa saja isu-isi penting dalam kepribadian menurut Gordon Allport?
Apa saja assesment yang diberikan oleh Gordon Allport

Tujuan
Mengetahui biografi dari tokoh Gordon Allport.
Dapat memahami defenisi kepribadian dengan teori Allport.
Mengetahui struktur kepribadian dengan teori Allport.
Mengetahui proses pembentukan kepribadian.
Mengetahui perkembangan kepribadian yang dituturkan oleh Gordon Allport.
Dapat memahami psikopatologi.
Menjelaskan isu-isu penting dalam kepribadian.
Mengetahui assesment dalam kepribadian dengan teori Gordon Allport.


BAB II
PEMBAHASAN
Biografi Gordon Allport
Allport memiliki nama lengkap Gordon Allport. Lahir di Montezuma, Indiana. Allport adalah anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan John E. Allport dan Nellie Wise Allport. Ibunya adalah seorang guru dan ayahnya adalah seorang salesman yang memutuskan untuk menjadi seorang dokter. Mereka pernah berada dalam keadaan yang mengerikan, sementara Allport mengenyam pendidikan kedokteran di Baltimore dan ia pernah menyelundupkan obat-obatan dari Kanada ke Amerika Serikat dan menjual mereka untuk mendukung keluarganya. Ketika penegak hukum datang mengetuk pintu depan rumahnya, ia keluar dari belakang dan melarikan diri dari atas pagar. Dia membawa keluarganya ke Indiana dan membuka praktek swasta.
Dalam teori kepribadian Allport, salah satu proposisi utama adalah bahwa secara psikologis orang dewasa yang sehat tidak terpengaruh oleh peristiwa masa kecil. Hal ini mungkin mencerminkan dengan Allport mengungkapkan sedikit informasi tentang tahun masa kecilnya. Apa yang dia katakan, menunjukkan paralel antara pengalaman awal sendiri dan teori yang kemudian ia kembangkan.

Yang timbul dari kondisi masa kecilnya yaitu isolasi dan penolakan, Allport mengembangkan perasaan rendah diri yang ia usahakan untuk mengkompensasi dengan berusaha untuk unggul. Dia menulis tentang pencarian identitas yang dihasilkan dari perasaan rendah diri dengan hormat kepada saudara-saudaranya dan anak-anak lainnya. Kemudian Allport tumbuh dewasa, ia mulai mengidentifikasi dirinya dengan kakak tertuanya yaitu Floyd, Allport mungkin iri dengan prestasi saudaranya.

Ketika menjadi dewasa, Gordon Allport terus merasa rendah diri dibandingkan dengan Floyd terhadap prestasinya, kemudian ia mencoba untuk meniru. Dia mengikuti Floyd ke Harvard Universitas dan mendapatkan gelar Ph.D. dalam psikologi, seperti yang telah dilakukan Floyd. Floyd berhasil mencatat psikolog sosial, dan bahkan ketika Gordon telah menjadi terkenal sendiri di lapangan, perasaan berada di bayang-bayang kakaknya bertahan.

Upaya untuk meniru Floyd mungkin telah mengancam rasa identitas dari Gordon. Untuk menegaskan individualitasnya, Gordon Allport mungkin telah termotivasi untuk menolaknya mengindentifikasi kation dengan Floyd dengan menyatakan dalam teori kepribadiannya yang motif dewasanya dan kepentingan yang independen dari perasaan masa kecilnya. Kemudia ia memformalkan ini sebagai ide konsep otonomi fungsional.

Ia meraih gelar doktor psikologi dari Harvard pada tahun 1922. Ia menghabiskan kariernya untuk mengembangkan teori, mengkaji persoalan-persoalan sosial, seperti prasangka, kecurigaan, komunal, serta mengembangkan tes kepribadian.
Selama karir yang membentang lebih dari empat dasawarsa, Gordon Allport menjadi salah satu yang paling merangsang dan provokatif psikolog untuk belajar kepribadian. Bersama dengan Henry Murray, Allport membuat kepribadian topik akademis terhormat. Psikoanalisis dan teori-teori kepribadian yang berasal dari itu tidak dianggap bagian dari ilmu psikologi. Studi sistematis, formal kepribadian tidak diakui oleh pembentukan psikologi sampai tahun 1930.
Pada tahun 1937, Allport menerbitkan tentang kepribadian: interpretasi psikologis. Buku langsung sukses dan menjadi studi kepribadian. Dengan demikian, Allport melayani dua tujuan yaitu: ia membantu membawa kepribadian ke arus utama dan ia merumuskan sebuah teori pengembangan kepribadian di mana ciri-ciri memainkan peran penting.
Penghargaan yang didapatkan Allport pada masa kariernya cukup banyak antara lain :
Pada tahun 19939 ia diangkat sebagai ketua American Psychological Association (APA)
Pada tahun 1963 ia menerima penghargaan Gold medal Award dari APA.
Pada tahun 1964 ia menerima penghargaan Distinguished Scientific Contribution Award dari APA.
Pada tahun 1966 ia diberikan kehormatan sebagai Ricard Clarke Cabot Professor of the Social Ethis yang pertama di Harvard.
Pada 9 oktober 1967, Allport yang merupakan perokok berat dan ia meninggal karena kanker
paru-paru.
Defenisi Kepribadian
Kepribadian menurut Allport adalah sesuatu yang unik yang sudah dimiliki oleh masing-masing individu atau sesuatu yang sudah terorganisasikan dan terpolakan. Kepribadian bukanlah pengorganisasian yang statis, dia terus bertumbuh atau berubah. Istilah “psikofisik” menekankan pentingnya aspek-aspek kepribadian yang sifatnya psikologis sekaligus fisik. Kepribadian bukan hanya topeng yang kita kenakan, tidak juga hanya sekedar perilaku. Dia mengacu kepada individu dibelakang tampilan, pribadi di belakang tindakan. Dengan istilah “karakteristik” Allport berharap dapat menunjukkan “individualitas” atau “keunikan”.
Defenisi komprehensif Allport tentang kepribadian ini menunjukkan bahwa manusia adalah produk sekaligus proses yang memiliki sejumlah struktur yang berorganisasikan, sementara di waktu yang sama memiliki kemampuan untuk berubah. Ringkasnya, kepribadian bersifat fisik sekaligus psikologis mencakup perilaku yang tampak dan pikiran yang terungkap.
Peran dari motivasi
Penekanan Allport terhadap motivasi yang disadari ini bermula dari pertemuannya dengan Freud di Wina dan reaksi emosionalnya terhadap pertanyaan freud “andakah anak kecil itu?”. Respon Freud mengandung implikasi bahwa tamunya yang berusia 22 tahun ini secara tak sadar membicarakan kemuakannya sendiri terhadap kebersihan saat mengisahkan cerita anak kecil yang suka kebersihan. Jika Freud mengasumsikan sebuah pemaknaan bawah sadar yang melandasi cerita anak kecil, Allport cenderung menerima pernyataan diri apa pun adanya. Namun begitu, Allport (1961) tidak mengabaikan eksistensi atau bahkan pentingnya proses bawah sadar.
Ciri pribadi yang sehat
Gordon allport (1937) membuat hipotesis tentang sifat-sifat kepribadian yang dewasa. Ada beberapa asumsi umum yang di butuhkan agar kita bisa memahami konsepsi Allport tentang pribadi yang dewasa.
Pribadi yang dewasa secara psikologis dicirikan oleh sikap proaktif, yaitu tidak hanya bereaksi kepada stimuli eksternal, tetapi juga sanggup bertindak dengan sadar terhadap lingkungannya dengan cara-cara yang baru dan inovatif, sehingga lingkungan pun bereaksi kepada mereka juga.
Kepribadian yang dewasa tampaknya lebih termotivasikan oleh proses-proses sadar dari pada kepribadian yang terdistorsi, menjadikan mereka lebih fleksibel dan mandiri dari pada pribadi sehat yang masih terus di dominasi oleh motif-motif bawah sadar yang muncul dari pengalaman masa kanak-kanak. Individu yang sehat secara psikologis adalah pribadi unik bukan karena tidak pernah berbuat kekeliruan dan kesalahan.
Allport menggambarkan enam kriteria untuk normal, dewasa sehat secara emosional, dan kepribadian orang dewasa:
Dewasa yang matang yaitu memperluas rasa diri kepada orang-orang dengan kegiatan di luar diri.
Dewasa yang matang yaitu berkaitan hangat kepada orang lain, menunjukkan keintiman, kasih sayang, dan toleransi.
Penerimaan diri menjadi dewasa membantu dia mencapai emosional keamanan.
Dewasa yang matang akan memegang persepsi realistis kehidupan, mengembangkan pribadi keterampilan, dan membuat komitmen untuk beberapa jenis pekerjaan.
Dewasa yang matang memiliki rasa humor dan tujuan tersendiri (pemahaman atau wawasan diri).
Dewasa yang matang berlangganan filsafat pemersatu kehidupan, yang bertanggung jawab untuk mengarahkan kepribadian menuju tujuan masa depan.

Struktur Kepribadian
Allport menekankan bahwa pengaruh keberadaan seseorang di dalam teori kepribadiannya ada dalam pandangan motivasinya. Kemudian Allport juga menjelaskan proses dari kepribadian itu dalam sebuah konsepnya, “functional autonomy”. Konsep ini menjelaskan bahwa motif kematangan, kesehatan emosional seseorang tidak terhubung secara fungsional kepada pengalamannya di masa lalu sejak ia lahir. Dari konsep tersebut dapat diketahui bahwa Allport berpendapat bahwa motivasi dari tiap individu itu bersifat independent dan tidak terikat atau terhubung dengan hal yang lainnya
Personality Traits
Allport mengganggap bahwa sifat-sifat kepribadian menjadi kecenderungan untuk menanggapi dalam hal yang sama atau dengan cara yang sama, untuk membedakkan berbagai jenis rangsangan. Dengan kata lain,  sifat-sifat itu adalah ketetapan dan cara bertahan tentang reaksi terhadap lingkungan kita.

Karakteristik sifat-sifat tersebut sebagai berikut (Allport, 1937):
Sifat kepribadian yang nyata dan ada dalam kita masing-masing. Bukan  hanya teoritis yang
konstruk atau label yang digunakan untuk menjelaskan tentang perilaku.
Sifat menentukan atau menyebabkan perilaku. Hal ini tidak muncul hanya dalam menanggapi rangsangan tertentu. Mereka memotivasi kita untuk mencari rangsangan yang tepat, dan mereka berinteraksi dengan lingkungan untuk menghasilkan perilaku.
Sifat dapat ditunjukkan secara empiris. Dengan mengamati perilaku dari waktu ke waktu, kita dapat menyimpulkan bahwa adanya keberadaan sifat dalam konsistensi respon seseorang terhadap rangsangan yang sama atau serupa.
Sifat yang saling terkait. Misalnya, agresivitas dan permusuhan yang berbeda tetapi terkait sifat dan sering terlihat terjadi secara bersama-sama dalam perilaku seseorang.
Sifat yang fleksibel dan mudah berubah sesuai situasi . Misalnya, seseorang mungkin menampilkan sifat kerapian dalam satu situasi dan sifat ketidakteraturan dalam situasi lain.

Allport mengusulkan dua jenis sifat: individu dan umum. Individual traits merupakan keunikan seseorang dan menunjukkan karakterkannya. Common traits merupakan suatu perilaku yang ditunjukan oleh sejumlah orang, seperti para anggota budaya. Oleh karena itu orang-orang dalam budaya yang berbeda akan memiliki sifat-sifat umum yang berbeda dan cenderung berubah dari waktu ke waktu sebagai standar sosial serta nilai-nilainya juga berubah. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat umum patuh terhadap sosial, lingkungan, dan pengaruh-pengaruh budaya.
Perkembangan Kepribadian
Gordon W. Allport melihat bahwa anak yang baru lahir sebagai individu yang berasal dari keturunan, hanya memiliki  dorongan primitive, dan tingkah laku reflek, tidak memiliki potensi yang akan terpenuhi atau terbentuk pada saat pertumbuhan dan pematangannya. Menurut Allport perkembangan kepribadian manusia akan selalu berubah-ubah seiring berjalannya waktu.
3 Fase perkembangan Allport:
Masa Anak-anak
Usia 0-3 tahun.
Pembangunan kesadarandiri : sense of bodily self (enaktidakenak), perasaan identitas diri berkelanjutan kesadaran sebagai objek yang berkembang. Harga diri atau kebanggaan sebaga iperiode terakhir dimana anak ingin melakukan sesuatu, membuatnya terwujud, dan mengontrol dunianya.
Usia 4-6 tahun.
Perluasan diri dan gambaran diri. Dalam perluasan diri, perasaan keterhubungan dengan orang-orang dan hal yang penting dalam lingkungannya. Relasia anak dan lingkungan tempat dia tumbuh terhubung sangat penting. Muncul perasaan lingkungan tersebut adalah bagian dari dirinya. Gambaran diri; terkait dengan penanaman-penanaman nilai, tanggung jawab moral, intensi, tujuan dan pengetahuan diri yang akanmencolok dalam kepribadiannya kelak.
Usia 6-12 tahun.
Kesadaran diri yaitu pengenalan kemampuan diri mengatasi persoalan-persoalan dengan alasan dan gagasan karena anak bergerak dari lingkungan keluarga ke masyarakat.
Masa Tranformasi Anak- anak
Masa tranformasi anak-anak yaitu pada masa remaja. Propriate striving, pembangunan tujuan dan rencana ke depan: intensi-intensi, long-range purposes, distant  goals. Persoalan utama berkaitan dengan identitas, “apakah saya seorang anak atau dewasa?”.
Masa Dewasa
Menurut  Allport, factor utama tingkah laku orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional. Masa ini sangat menentukan bentuk kepribadian seseorang melalui tingkah laku yang ditunjukkan.
Kriteria Kepribadian yang Matang Menurut Allport
Tujuh kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
1. Perluasan perasaan diri
ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar dirinya. Akan tetapi tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang diluar dirinya seperti pekerjaan. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini “partisipan otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha mereka”. Dalam kata lain orang harus berpartisipasi dalam kegiatan.  Semakin orang terlibat sepenuhnya dalam berbagai aktivitas, maka dia akan semakin sehat secara psikologis.
2. Hubungan diri yang hanga/akrab dengan orang lain
Allport membadakan dua macam keakraban dalam hubungan dengan orang lain : kapasitas keintiman (cinta kasih terhadap orang tua, anak, pasangan, dan teman akrab) dan kapasitas untuk perasaan terharu (hungan yang penuh hormat dan menghargai orang lain).
Ada perbedaan antara cinta dari orang-orang yang neurotis dengan hubungan cinta dari kepribadian yang sehat. Orang-orang neurotis harus menerima cinta yang jauh lebih banyak  daripada kemampuan mereka untuk memberikannya. Orang-orang yang berkepribadian sehat memberikan cinta tanpasyarat, tidak melumpuhkan, dan mengikat.
Perasaan terharu adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua orang. Orang-orang yag berkepribadian sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan, penderitaan, ketakutan, dan kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia.
Orang yang berkepribadian matang, sabar terhadap tingkah laku orang ain dan idak mengadili dan menghukumnya. Orang-orang yang berkepribadian matang menerima kelemahan-kelemahan manusia, dan mengetahui bahwa dia memiliki kelemahan-kelemahan yang sama. Akan tetapi orang-orang yang neurotis tidak sabar dan tidak mampu memahami sifat universal dari pengalaman-pengalaman dasar manusia.
3. Keamanan emosional
Sifat dari kepribadian ini meliputi beberapa kualitas, kualitas utamanya adalah penerimaan diri. Kepribadian yang matang mampu menerima semua segi yang ada dalam diri mereka, termasuk kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif kepada kelemahan dan kekurangan tersebut.
Kepribadian yang matang juga juga mampu menerima emosi manusia, mereka bukan tawanann dari emosi mereka, dan mereka juga tidak berusaha bersembunyi dibalik emosinya. Orang yang berkepribadian yang matang dapat mengontrol emosi-emosi mereka, sehingga emosi tidak mengganggu aktivitas-aktivitas antarpribadi.
Kualitas lain dari keamanan emosional menurut Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Hal ini menunjukkan bagaimana orang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan dalam kehidupannya. Orang yang berkepribadian matang dan sehat sabar menghadapi kemundura-kemunduran dalam hidupnya, mereka tidak menyerahkan diri kepada kekecewaan. Kekecewaan tidak dapat melumpuhkan kepribadian yang matang.
4. Presepsi realistis
Orang-orang yang berkepribadian sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaiknya, orang-orang yang neurotis kerapkali harus mengubah realitas supaya membuat sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri. Orag-orang yang berkepribadian sehat percaya semua orang dan situasi baik menurut suatu prasangaka pribadi terhadap realita. Mereka menerima realita sebagaimana adanya.
5. Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
Allport menekankan perlunya pekerjaan dan keterlibatan diri didalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan keterampial dan bakat-bakat tertentu pada suatu tingkat kemampuan. Allport mengemukakan bahwa ada kemungkinan orang-orang memiliki keterampilan menjadi neurotis. Akan tetapi tidak mungkin menemukan orang yang berkepribadian sehat dan matang tidak mengarahkan keterampilan mereka pada pekerjaan mereka.
Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikolohis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6. Pemahaman diri
Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan/perbedaan antara gambaran diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. Semakin dekat hubungan antara kedua gagasan ini, maka individu tersebut juga akan semakin matang. Hubungan lain yang penting adalah hubungan antara apa yang dipikirkan seseorang tentang dirinya dan apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya. Orang yang berkepribadian sehat terbuka terhadap pendapat orang lain dalam menilai dirinya.
7. Filsafat hidup yang mempersatukan
Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan) adalah sangat penting bagi perkembanga filsata hidp yang mempersatukan. Seorang inividu dapat memilih diantara berbagai nilai-nilai dan nilai itu mungkin berhubungan dengan dirinya sendiri.
Memiliki nilai-nilai yang kuat, jelas memisahkan orang yang berkepribadian sehat dengan orang neurotis. Orang yang berkepribadian sehat memiliki nilai-nilai yang utuh dan bersifat tetap. Niali-nilai yang dimiliki orang berkepribadian sehat bersifat cukup kuat untuk mengikat dan mempersatukan semua segi kehidupan.
Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafat kehidupan yang mempersatukan. Allport mengemukakan perbedaan suara hati yang matang dan suara hati yang tidak matang atau neurotis. Suara hati yang matang adalah suatu persaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain, dan mungkin berakar dari dalam nilai-nilai agama atau nilai-nilai etis. Sedangkan suara hati yang tidak matang sama seperti suara hati kanak-kanak yang utuh dan mmbudak, penuh dengan pembatasan dan larangan-larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak ke dalam masa dewasa.

Proses Pembentukan Kepribadian
Allport menekankan bahwa pengaruh keberadaan seseorang pada masa sekarang tidak hanya ada di dalam teori kepribadiannya tetapi juga ada dalam pandangan motivasinya. Dia juga menegaskan bahwa kehidupan masa lalu atau masa lampau tidak lagi dapat menjelaskan perilaku seseorang kedepannya, kecuali hanya sebagai motivasi saja. Sehingga Allport hanya terfokus kepada kehidupan individu di masa depan ketimbang dimasa lalu.
Allport menentang teori Freud yang terfokus pada alam bawah sadar seseorang. Menurut Allport proses kognitif seseorang juga memiliki peran penting, yang mana suatu rencana dan tujuan seseorang dibuat secara sadar. Sehingga ia menyimpulkan bahwa kehidupan di masa lalu tidak ada hubungan dan sangkut pautnya dengan kehidupan mendatang dari tiap individu, kehidupan masa lalu itu hanya sebagai motivasi atau dukungan kearah yang lebih baik.
Kemudia Allport juga menjelaskan proses dari kepribadian itu dalam sebuah konsepnya, “functional autonomy”. Konsep ini menjelaskan bahwa motif kematangan, kesehatan emosinal seseorang tidak terhubung secara fungsional kepada pengalamannya di masa lalu sejak ia lahir. Dari konsep tersebut dapat diketahui bahwa Allport berpendapat bahwa motivasi dari tiap individu itu bersifat independent dan tidak terkait atau terhubung dengan hal yang lainnya.
Konsep ini terdiri atas dua level fungsi otonom, yaitu Perseverative functional autonomy dan propriate fuctional autonomy. Preseverative functional autonomy merupakan level yang dasar, berkaitan dengan perilaku seseorang yang sudah menjadi kegiatan rutin, seperti kecanduan atau tindakan fisik yang berulang.
Selain itu, terdapat tiga prinsip pada level proprivate fuctional autonomy, yaitu:
Organizing the energy level, menjelaskan bagimana kita memperoleh motif baru
Masteri and competence, mengacu pada leve yang mana akan kita pilih untuk memuaskan motif.
Propriate patterning, menjelaskan pejuang (usaha) terhadap konsistensi dan integrasi kepribadian.

Psikopatologi
Psikopatologi adalah bidang yang mempelajari patologi / kelainan dari proses kejiwaan. Bagi Allport, pribadi yang sehat dan matang adalah orang yag terus menerus dalam kondisi berubah (becoming), sedang pribadi yang tidak sehat adalah mereka yang perkembangannya berhenti. Allport setuju dengan Freud bahwa perkembangan individu dapat terpenjara sebagai akibat kesalahan hubungan dengan orangtua, khususnya dengan ibunya pada awal masa kanak-kanak . Semua orang membutuhkan keamanan dan perlindungan ,dan kekurangan cinta dan kasih sayang dapat berdampak buruk dan berjangka lama terhadap pertumbuhan .
Untuk mengatasi kekurangan itu, Allport berpendapat orang harus dapat merasa “diterima dan dikehendaki oleh terapis, keluarga dan masyarakatnya”. Orang harus merasa dicintai dan belajar mencintai .Menurutnya,”bentuk terbaikdari terapi adalah memberri cinta dan menerima cinta .”
        Tetapi itu hanya satu sisi dari gambaran manusia dari gambaran manusia . Ada banyak orang yang memilki latarbelakang rasa aman dan cinta ternyata belakangan menjadi neurotik . Walaupunn latar belakang keamanan dan cinta membuat mereka bebas berkembang ,masalah lain muncul merusak . Orang mendapat tekanan untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat normal, dan sering penyesuaian itu menghalangi pertumbuhan yang positif . Ini terjadi karena masyarakat sendiri sedang sakit . Kondisi masyarakat yang penuh ketidakadilan, hipokrit (munafik) perang, perbedaan kelas sosial, adalah potensial berbenturan dengan aspirasi pribadi.
Dampaknya bisa muncul perbatasan perluasan diri , gambaran diri yang menyimpang , lumpuhnya usaha menjadi propiate, dan sikap tidak toleran kepada kelompok lain. Mereka juga menilai dirinya dan tujuan hidupnya berdasarkan nilai-nilai orang lain. Tugas–tugas terapi menurut Allport adalah membantu mereka menyadari sumber-sumber yang melencengkan tujuan hidupnya, dan membantu mereka mencapai kematangan dan kesejahteraan.
Isu –Isu Penting dalam Kepribadian Menurut Gordon Allport
Nature vs Nurture
Isu kedua adalah mengenai nature dan nurture. Isu ini membahas apakah sikap dan sifat kita merupakan suatu warisan genetik atau sesuatu yang telah dipengaruhi oleh lingkungan kita. Dalam isu ini membahas apakah kemampuan, tempramen, dan kecenderungan merupakan suatu sifat yang diwarisi atau terbentuk dari kondisi lingkungan yang kuat tempat dimana kita hidup
Keturunan dan lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepribadian. Gordon Allport memandang latar belakang genetik berperan penting dan bertanggung jawab untuk hal yang signifikan dari kepribadian itu sendiri. Individu adalah produk dari pembentukan hereditas dan lingkungan. Hereditas menyediakan materi mentah lalu membentuk (berkembang atau berkurang) sesuai kondisi lingkungan. Misalnya kondisi fisik, temperamen.  Temperamen adalah irama emosi. Contohnya bagaimana respon individu terhadap stimulasi juga fluktuasi dan intensitas mood. Persediaan fisik, temperamen dan kecerdasan. Hal tersebut kemudian dibentuk oleh pengalaman dan belajar.
Freewill vs Determinisme
Pertanyaan dasar mengenai sifat manusia dari lahir sampai tua merupakan kontroversi antara freewill dan determinism. Kedua teori ini menanyakan apakah kita sadar bahwa kegiatan yang kita lakukan merupakan bagian dari tindakan kita? Menurut Allport tentang kepribadian, individu diberikan kebebasan dalam memilih apa yang diinginkan untuk menjadi masa depannya, juga mengakui bahwa banyak dari perilaku kita yang ditentukan oleh sifat-sifat dan kecenderungan pribadi. Setelah hal ini terbentuk mereka sulit untuk mengubah.
Growth vs Eqilibrium
Pada equilibrium vs growth Alloport lebih mendukung growth . Allport tidak percaya teori-teori yang lebih tua untuk kepribadian yang memperbolehkan pertumbuhan bagi seseorang. tetapi Allport percaya bahwa teori kepribadian yang memadai harus memungkinkan untuk perilaku proaktif. Orang harus dipandang sebagai sadar bertindak di lingkungan mereka dengan cara yang memungkinkan pertumbuhan menuju kesehatan psikologis.
Past vs Present
Allport percaya bahwa sesuatu didorong oleh pengalaman sekarang bukan nya pengalaman masa lalu. Allport juga percaya itu karena individu memiliki waktu dalam hidup untuk memahami diri sendiri lebih baik dan menyadari apa yang ia lakukan serta mengapa hal itu dilakukan. Allport dengan jelas melihat perilaku yang dihasilkan dari dari individu menjadi reaktif dan proaktif . Ia menemukan bahwa pencipta terjadi karena lingkungan dimana seseorang hidup. Tapi di lain sisi Allport mengatakan bahwa teori-teori yang lebih tua tidak memberikan hasil seperti mengapa satu menjadi termotivasi dan tidak memungkinkan untuk prospek pertumbuhan.
Uniqueness vs Universality
Kita mungkin berpikir kepribadian seseorang tidak sama dengan orang lain. Membuat perbandingan antara satu orang dengan orang lain tidak berarti apa-apa. Menurut Allport, ia memandang individu unik dan berfungsi secara dinamis. Kepribadian tidak bersifat universal, Allport percaya setiap individu memiliki keunikan.

Teori Assesment Allport
Allport menulis tentang teknik penilaian kepribadian yang jarang dikemukakan oleh teori lain. Pada bukunya yang berjudul “Pattern and Growth in Personality (1961)” dia menayatakan  bahwa, meskipun ada banyak teori tentang pendekatan, namun tidak ada satupunteori yang benar-benar bagus. Kepribadian itu sangatlah komplek atau bisa dikatakan rumit dan sanagt susah untuk di evaluasi, kita memerlukan banyak teknik yang sah. Ia juga menyatakan ada 11 metode pokok utamanya, yaitu :
Constitutional and physiological diagnosis
Cultural setting, membership, and role
Personal document and case studies
Self –appraisal
Conduct analysis
Ratings
Tets and scales
Projective techniques
Depth analysis
Expressive behavior
Synoptic procedures
Allport mengandalkan pada teknik “personal-document dan Study od Values”. Dia juga mengobservasi tentang  “Expressive behavior”.
The Personal-Document Technique
Teknik dokumen pribadi ini adalah sebuah tehnik dari penilaian kepribadian yang melibatkan sebuah penelitian dari orang-orang atau direkam percakapannya. Tehnik dokumen pribadi ini berasal dari hal seperti buku diari, biografi, surat atau sampel dari orang lain yang dituliskan atau direkam untuk menentukan macam-macam dari kepribadiannya masing-masing.
Kasus Allport yang paling terkenal adalah analisis tentang koleksi 300 surat yang di tulis dalan kurun waktu 12 tahun yang di buat oleh wanita di usia pertengahan, yang diketahui bernama Jenny (Allport, 1965,1966) dan itu mengungkapkan bahwa Jenny adalah ibu dari teman sekamar Allport di kampusnya, dan surat itu telah ditulis kepada Allport dan isrinya.(Winter.1993a)
Di teknik Allport, sebuah kelompok akan membaca suatu riwayat hidup atau biografi lalu mereka merekam ciri yang ditemukan di dalamnya, dan diberi sebuah penjelasan dari apa yang mereka tentukan itu. Penilaian dapat dikelompokkan ke dalam kategori yang lebih kecil. Dalam penelitiannya dengan surat Jenny, terdapat 36 penguji yang menemukan 200 sifat, tetapi banyak yang bersinonim lalu Allport dapat membaginya ke delapan kategori.
Salah satu siswa Allport melakukan analisis surat dengan komputer untuk menemukan kategori dalam kata yang mungkin menandai adanya ciri tertentu. Untuk contoh, kata pernyataan marah, amukan permusuhan, dan penyerangan adalah sebuah kode ciri dari agresi. Analisa pada komputer delapan ciri terkemuka di dalam kepribadian Jenny yang menyerupai kategori yang diketahui Allport, oleh karena itu disimpulkan penilaian kepribadian menghasilkan informasi pada ciri yang dapat dibandingkan dengan objek lain pada analisis komputer.
The Study of  Values
Allport dan rekan dalam tes penilaian pengembangan laporan diri obyektif yang disebut dengan “the Study of Values ( Allport, Vernon, & Lindzey, 1960) . Mereka mengusulkan bahwa nilai pribadi adalah dasar dari filosofi kehidupan. Allport percaya bahwa semua orang mimiliki tingkatan nilai masing-masing, tetapi ada satu atau lebih yang menjadi dominan pada dirinya. Kategori dari nilai-nilai tersebut adalah:
Theoretical Values yang memiliki kaitan dengan penemuan kebenaran dan ditandai dengan pendekatan empiris, intelektual dan masuk akal.
Economic Values memiliki kaitan dengan praktis dan yang beramanfaat.
Aesthetic Values berhubungan dengan pengalaman artistik dan untuk membentuk keselarasan.
Social Values mencerminkan hubungan dengan manusia, mengutamakan orang lain dan kedamaian.
Political Values berhadapan dengan kekuasaan pribadi dan gengsi dalam semua usaha, tidak hanya dalam kegiatan politik.
Religious Values berkaitan dengan batin  dan pada alam semesta secara keseluruhan.

Research on Allport’s Theory
Allport mengkritik Psikolog yang bersikeras dalam metode percobaan dan korelasi, karena kita hanya menggunakan metode pendekatan yang sah dalam pembelajaran kepribadian ini. Ia berpendapat bahwa tidak semua aspek kepribadian harus dilakukan test. Lagi pula, Psikolog harus terbuka dan eklektik dalam metodolognya.

Research in Allport’s Theory: Expressive Behavior
Allport sudah cukup dalam melakukan percobaannya yang dinamakan “Expressive Behavior”. Teknik proyeksi bersifat seperti tes apperception dan tes rorschach yang dapat menyajikan suatu gambar yang menyangkut kepribadian yang normal, karena mereka berhadapan dengan kekuatan ketidak sadaran dan hanya memberi sedikit efek pada kepribadian orang dewasa. Allport mengusulkan informasi yang sederhana  dan dapat dipercaya yang diperoleh dengan cara menanyai diri mereka agar mereka dapat menguraikan tentang diri mereka atau sifat-sifatnya.
Allport memberi pendekatan indiografik, yaitu studi kasus pada invidu yang ditandai oleh digunakanya dokumen pribadi individu. Prilaku ekspresif (expressive behavior) merupakan prilaku yang tampak dengan spontan dan tanpa maksud, biasanya ditunjukkan tanpa kesadaran. Menghadapi prilaku (coping behavior) merupakan prilaku yang direncanakan dan ditentukan oleh kebutuhan oleh situasi yang ditentukan dan dirancang untuk suatu tujuan yang spesifik, yang pada umumnya untuk menyempurnakan suatu perubahan dalam lingkungan seseorang.
Beberapa dekade lalu telah ada penelitian yang bersifat percobaan teoritis yang menggambarkan prilaku ekspresif yang berkenan dengan suara. Riset ini telah menunjukkan kepribadian dari vokal, modulasi suara dan isyarat idiosyncratic yang mengungkapkan ciri dari kepribadian. Ada pertanyaan yang menyangkut ekspresi. Apakah ungkapan yang sama menunjukkan kepribadian yang sama dari satu orang ke orang lain?  Studi Amerika mengatakan bahwa beberapa emosi dasar ungkapkan emosi dasar yang sama. Studi yang membandingkan guratan ekspresi dari Amerika, Cina dan Jepang yang mencapai suatu kesimpulan yang berbeda. Bayi dari Cina menunjukkan sedikit variasi pada ekspresinya dibanding Amerika dan Jepang.
Reflection of Allport’s Theory
Meskipun penelitian tekah dilakukan tentang perilaku ekspresif, teori yang dikemukakan Allport secara keseluruhan telah mendorong penelitian kecil untuk menguji proporsi dari teorinya tersebut. Pendekatan penelitian idiographicnya berlawanan dengan arus utama pemikiran di psikologi kontemporer. Fokus Allport pada emosional orang dewasa yang sehat juga berbeda dengan posisi tersebut, di psikologi klinis  yang berurusan dengan neurotik dan psikotik.
Banyak psikolog yang mengalami kesulitan untuk menerima diskontinuitas yang diusulkan Allport antara anak dan dewasa, hewan dan manusia, normal dan abnormal. Mereka menunjukkan penelitian yang pada perilaku anak-anak, hewan, dan pelajaran emosional telah menghasilkan pengetahuan yang cukup tentang fungsi dari, dewasa sehat secara emosional normal.
Teori Allport telah dikritik dengan alasan bahwa masih terjadi kesulitan untuk menguji empiris konsep-konsep seperti otonomi fungsional. Fokus Allport pada keunikan kepribadian dan pada diskontinuitas antara kepribadian anak dan dewasa juga telah dipertanyakan.























BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Allport adalah salah satu teoritis yang benar tentang banyak hal dan mampu melampaui zamannya. Teorinya adalah salah satu teori humanistic paling awal dan berpengaruh besar pada teoritikus-teoritikus besar lainnya.

Namun kelemahan teorinya adalah penggunaan sifat yang menyebabkan tidak terimanya dia di kalangan behavioris, yang memang tidak mau mengkaji apa pengertian dasar yang diberikan Allport pada kata ini.

Tapi itulah kelemahan psiologi secara umum dan terutama psikologi kepribadian. Mengabaikan masa lalu dan penelitian-penelitian orang lain.

Saran
Adapun makalah ini yang kami buat, kami sadari kurang dari kata sempurna, jadi sangat diharapkan adanya masukan berupa saran dan kritik agar tulisan ini menjadi lebih baik lagi dan lebih bermanfaat.

















DAFTAR PUSTAKA
Schultz, D. P and Schultz, S. E. 2005. Theories of Personality, Ninth Edition. ICC Macmillan Inc: United States of America.
Drs. Suryabrata, B.A, M.A, Ed.S, Ph.D. 2010. PsikologiKepribadian. Jakarta: Rajawali Pers.
Lindzey,Gardner and Hall, Calvin. 1985. Introduction to Theories of Personality. New York: John Wiley&Sons,Inc.