Minggu, 09 April 2017

Laporan observasi

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
LAPORAN OBSERVASI ‘MANAJEMEN KELAS’

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Reyhan Ahmad Lubis 161301079
Abdul Hafiz 161301081
Ianita Perangin-Angin 161301094
Rizka Dwi Saputri 161301098
Miranda S. 161301099
Nada Pertiwi 161301149
Nashiha Syifa Alsakina 161301154
Fakultas Psikologi Universitas Sumtera Utara Medan
2017

BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Identititas Sekolah Nama Sekolah : SMA Dharma Pancasila Medan Alamat : Jalan Dr.T. Mansyur No.71-C. Medan, Kec. Medan Selayang, Kel. Padang Bulan Selayang I, 20131
Uraian Aktifitas Observasi Jadwal Observasi : Sabtu, 1 April 2017 Waktu Observasi : 08.00-09.00 Objek Observasi : Kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2
Latar Belakang
     Lingkungan pembelajaran yang baik harus dibarengi dengan pengelolaan kelas dan iklim belajar yang baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah. Untuk menciptakan pengelolaan yang baik, kita terlebih dahulu memahami apa arti manajemen kelas, prinsip dasar mengelola kelas, permasalahan dalam kelas, kondisi, penciptaan iklim pembelajaran dan kondisi-kondisi dalam kelas. Semua itu harus dipahami oleh guru agar pengelolaan kelas bukan hanya mengurusi tentang saran prasarana kelas saja tetapi kondisi psikologis dari siswa.
     Dalam pengelolaan kelas, efektif atau tidak pelaksanaannya sangat tergantung pada sikap guru dalam memahami berbagai aspek dalam pelaksanaannya. Beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian guru yaitu aspek sifat kelas dan situasi kelas yang dapat menentukan bentuk dan metode pendekatan yang sesuai dalam proses pembelajaran serta tindakan efektif keratif dari guru sangat menentukan jalannya kegiatan pengelolaan kelas. Selain itu, guru juga harus paham tentang tujuan dari pengelolaan kelas itu sendiri sehingga proses pembelajaran akan lebih terarah pada suatu tujuan yang telah direncanakan.
     Pembelajaran juga harus memuat pendidikan karakter. Yaitu pada saat pembelajaran seorang guru juga harus memasukkan pendidikan karakter dalam pembelajaran, agar siswa sudah terbiasa dengan kebiasaan yang baik dan memuat karakter bangsa.
     Kelengkapan sarana prasarana sekolah juga merupakan hal penting yang memerlukan pengeloaan. Sarana prasarana tersebut juga mempengaruhi kondisi belajara siswa, sehingga dalam jelas tersebut juga harus melakukan pembaharauan, baik itu penataan, perubahan bahkan penambahan fasilitas, agar siswa tidak cepat bosan.
     Berhasilnya manajemen kelas dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut melekat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, juga dipengaruhi oleh faktor non fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru. Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Kondisi atau iklim memberikan pengaruh terhadap efektivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan sebaliknya juga akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar anak serta perkembangan pendidikan peserta didik.
Rumusan Masalah
Apakah manajemen ruang kelas sudah tertata dengan baik dan kondusif?
Bagaimana kondisi ruang kelas ketika Kegiatan Belajar Mengajar?
Apakah gaya pengajaran yang diberikan sudah memberikan cukup motivasi untuk belajar para Siswa?
Tujuan Observasi
Untuk mengetahui manajemen kelas yang sudah cukup kondusif
Untuk mengetahui kondisi ruang kelas ketika KBM berlangsung
Untuk mengetahui sejauh mana gaya pengajaran di SMA DHARMA PANCASILA
Manfaat Observasi
Menambah wawasan akan manajemen kelas
Memberikan pengalaman tersendiri setelah melakukan Observasi di SMA DHARMA PANCASILA


BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Manajemen Kelas
     Istilah manajemen telah lahir dan diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, dan lain sebagainya. Masing-masing memberikan pandangan yang berbeda sesuai dengan latar belakang pekerjaan mereka. Manajemen sebagai sebuah istilah yang sering dipakai di dunia bisnis pada dasarnya juga dipakai untuk organisasi pendidikan pada umumnya. Berikut pengertian manajemen menurut para ahli:
M. Sobry Sutikno menyimpulkan bahwa “manajemen adalah serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan memberdayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi”.
John. D Millet dalam Pengantar Manajemen karangan dari H.B. Siswanto membatasi manajemen adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan. sedangkan James A.F Stoner dan Charles Wankel memberikan batasan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi terwujudnya tujuan organisai.2 Selanjutnya adapun pengertian kelas memiliki dua pengertian yaitu:
Kelas dalam arti sempit yaitu ruangan yang dibatasi oleh empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses pembelajaran.
Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai tujuan. 3Sedangkan pengertian dari ruang kelas adalah kondisi fisik kelas yang akan digunakan oleh guru bersama dengan siswanya dalam aktifitas pembelajaran.
Dari pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen secara umum adalah serangkaian proses pengarahan, perencanaan dan pengendalian terhadap suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Dengan demikian manajemen kelas merupakan suatu perangkat prilaku penyelenggaraan proses belajar mengajar agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar dan efesien di lingkungan kelas.
Pengertian manajemen kelas Menurut Emmer yang dikutif dalam buku “Sekolah Efektif dan Guru Efektif” yang ditulis oleh Hasri Salfen mendefinisikan “manajemen kelas sebagai perangkat perilaku dan kegiatan guru yang diarahkan untuk menarik perilaku siswa yang wajar, pantas, dan layak serta usaha dalam meminimalkan gangguan.” Sedangkan Duke menyatakan “Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna menciptakan dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan mengajar.”
J.M Cooper mengemukakan lima pengelompokan definisi manajemen kelas yaitu:
Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas sebagai pandangan dalam mengontrol tingkah laku.
Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa sebagai pandangan yang bersifat permisif kaitannya dengan tugas guru dalam memaksimalkan kebebasan siswa.
Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diingingkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosioemosional kelas yang positif sebagai pandangan hubungan kegiatan interaksi belajar mengajar guru dengan siswa.
Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi yang efektif.

Tujuan Manajemen Kelas
     Manajemen kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara situasi kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan bila terjadi gangguan belajar dari siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain manajemen kelas merupakan kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal dalam proses belajar mengajar. Manajemen kelas bagi guru perlu dikuasai dan diterapkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkalaku siswa yang tidak diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkalaku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal, iklim sosio emosional yang positing serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
     Tujuan pengelolaan atau menurut Sudirman penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Sedangkan Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan atau manajemen kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien.

BAB III
HASIL PENGAMATAN
Bagaimana proses ujian menghafal proses reproduksi pada mata pelajaran di kelas XI MIA 1
Para murid lancar dalam mengingat apa yang telah mereka hafalkan
Sambil menunggu giliran atau selesai ujian menghafal, beberapa murid ada yang mengobrol
Para murid tampak antusias dengan mata pelajaran biologi
Guru mengoreksi jika ada istilah atau hafalan yang kurang tepat
Guru dapat mencairkan suasana kelas yang sebelumnya cukup tegang
Ada seorang murid yang dites oleh guru, kemudian direspon positif oleh murid lainnya
Walaupun suasana penuh canda tawa, namun murid-murid tetap menghargai guru tersebut.

BAB IV
PEMBAHASAN
Bagaimana proses ujian menghafal proses reproduksi pada mata pelajaran di kelas XI MIA 1

    Saat kami menobservasi kelas XI MIA 1, mata pelajaran yang sedang berlangsung adalah biologi. Sebelumnya, bapak guru tersebut telah menugaskan murid-muridnya untuk menghafal salah satu subbab dari materi reproduksi. Satu persatu murid dipanggil oleh bapak guru sesuai dengan urutan absen kelas mereka. Bapak guru tersebut berdiri di dekat meja guru sambil memegang buku nilai sambil mengamati muridnya yang sedang menghafal. Pada hari itu, hanya setengah murid dari satu kelas yang maju ke depan untuk tugas menghafal, karena pada hari sebelumnya sebagian dari mereka sudah melakukan tugas menghafal.
Para murid lancar dalam mengingat apa yang telah mereka hafalkan
     Hafalan yang ditugaskan cukup rumit karena terdapat istilah-istilah yang sulit untuk diucapkan. Namun para murid dapat menghafalnya dengan baik dan lancar, tanpa membawa kertas kecil sebagai bantuan menghafal. Walaupun ada beberapa kesalahan dalam pengucapan suatu istilah, bapak guru dapat langsung mengoreksi sehingga dapat dilanjutkan oleh murid-murid. Bapak guru terlihat cukup puas dengan hafalan murid-muridnya yang terlihat lancar.
Sambil menunggu giliran atau selesai tugas menghafal, beberapa murid ada yang terlihat mengobrol.

     Walaupun sedang diadakan kelas dan ada guru yang berada di dalam kelas, ada juga beberapa murid yang terlihat mengobrol dengan teman sebangkunya atapun teman di dekat mereka. Karena mereka merasa sudah selesai dan lega dengan tugas menghafal sebelumnya, jadi mereka langsung mengobrol tanpa memperhatikan temannya yang sedang menghafal. Terutama murid laki-laki yang berada di barisan paling belakang kelas. Namun ada juga murid yang sudah selesai melakukan tugas dan tetap memperhatikan temannya yang sedang berada di depan.
Para murid tampak antusias dengan mata pelajaran biologi
     Dilihat dari cara mereka menghafal dengan baik, serta didukung dengan guru yang ramah dan menyenangkan, murid-murid tampak antusias dengan kelas biologi tersebut. Mereka tampak memperhatikan dengan serius apa yang dijelaskan bapak guru disela-sela jeda sebelum murid lainnya maju ke depan. Bahkan tampak ada dua murid laki-laki yang berebut untuk maju ke depan, padahal bukan nama salah satu murid tersebut yang dipanggil, sehingga membuat suasana kelas menjadi canda tawa namun tetap kondusif.
Guru dapat mencairkan suasana kelas yang sebelumnya cukup tegang

     Saat sesi menghafal selesai, bapak guru menjelaskan sedikit materi reproduksi sambil diselingi candaan agar membuat murid-muridnya menjadi rileks setelah lama menghafal materi yang ditugaskan. Bahkan kamipun ikut tertawa dengan candaan bapak guru tersebut. Bapak guru tetap bisa mengkondisikan kelas menjadi kondusif dikala anak muridnya sedang tertawa geli mendengar candaannya tersebut. Bapak guru tersebut dapat mengetahui keadaan kelas yang sebelumnya tegang dan sunyi serta tidak ingin membuat murid-muridnya larut dalam suasana kelas seperti itu
Ada seorang murid yang dites oleh guru, kemudian direspon positif oleh murid lainnya
     Setelah bapak guru selesai menjelaskan sedikit materi, bapak guru bertanya kepada salah seorang siswa di barisan depan ujung kelas untuk menguji kemampuan anak tersebut, karena menurut bapak guru siswa tersebut hanya melamun sedaritadi. Ketika diberi pertanyaan, siswa tersebut dapat menjawab semua pertanyaan bapak guru dengan tepat dan diebri sorakan gembira teman-temannya. Walaupun ada pengucapan yang salah atau terbalik, bapak guru tetap mengoreksi jawaban murid tersebut. Siswa tersebut diiringi tepukan meriah teman-temannya yang membuat suasana kelas menjadi gembira dan tidak terlihat membosankan.
Walaupun suasana penuh canda tawa, namun murid-murid tetap menghargai guru tersebut
     Bapak guru tersebut memiliki pembawaan yang menyenangkan dan selalu tersenyum, sehingga murid-murid sangat menyenangi guru tersebut. Bapak guru bisa membuat kelas menjadi ceria, tidak membosankan, dan tidak membuat murid-muirdnya takut kepada guru tersebut. Walaupun guru tersebut bersikap demikian, murid-muridnya tetap menghargai bapak guru dengan tidak mengoloknya ataupun bersikap tidak sopan padanya. Apalagi bapak guru terlihat masih cukup muda dan dapat bergaul dengan murid-muridnya dengan mudah, sehingga ini menjadi nilai tambah bagi bapak guru yang tetap bisa mengontrol kelas dengan baik, sembari murid-muridnya tetap bersikap sopan pada bapak guru. Membuat bapak guru semakin disenangi oleh murid-muridnya.
Bapak guru memberikan tugas di akhir kelas
     Setelah semua murid selesai dengan tugas menghafal mereka, bapak guru memberikan tugas tambahan untuk setiap kelompok membuat kumpulan soal beserta jawabannya berdasarkan soal Ujian Nasioonal SMA tahun 2015 dan 2016. Tugas tersebut bapak guru berikan agar murid-muridnya bisa menambah pengetahuan mereka di mata pelajaran biologi, ditambah agar mereka bisa menghadapi Ujian Akhir Semester yang tidak lama lagi akan diadakan di sekolah mereka.

Testimoni belajar mata kuliah psikologi pendidikan

Mata kuliah psikologi pendidikan 2 sks. Saya berada di kelas B.  Kelas B dijadwalkan pada hari Rabu pada pukul 11;00-13;00 WIB. Dalam belajar Psikologi pendidikan saya tahu bagaimana cara belajar anak-anak sampai remaja,  bagaimana pelajar menerima dan bagaimana cara mengajar murid sesuai dengan usianya. Mata kuliah ini mengarahka mahasiswa untuk aktif selama perkuliahan dan juga menuntun mahasiswa untuk rajin dalam menulis atau memposting blognya. Mata kuliah ini juga memberikan pemahamam perilaku murid yang berbeda-beda.

Jumat, 07 April 2017

Psikologi pendidikan materi perkembagan kognitif.

Perkembangan kognitif.
Proses kognitif menurut Piaget.
Skema adalah sebuah konsep atau kerangka yang eksis didalam pikiran seseorang yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi.
Asimilasi dan Akomodasi. Asimilasi yaitu suatu proses mental yang terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru kedalam pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi yaitu suatu proses mental yang terjadi ketika anak menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Organisasi adalah konsep Piaget yang berarti pengelompokkan perilaku  yang terpisah kedalam sistem kognitif yang lebih tertib dan lancar; pengelompokkan atau penataan perilaku kedalam kategori-kategori. Penggunaan organisasi meningkatkan kemampuan memori jangka panjang.
Ekuilibrasi adalah suatu mekanisme yang dikemukakan Piaget untuk menjelaskan bagaimana anak  bergerak dari satu tahap ke tahap selanjutnya. Pergeseran ini terjadi saat anak mengalami konflik kognitif atau disekuilibrium dalam usahanya untuk memahami dunianya. Pada akhirnya, anak memecahkan konflik itu dan mendapatkan keseimbangan pemikiran.

Tahap-tahap Piagetian.
Tahap sensorimotor.
Tahap Piagetian pertama, mulai dari kelahiran sampai sekitar usia dua tahun, dimana bayi membangun pemahaman tentang dunia dengan mengordinasikan pengalaman indra dengan gerakan motor.

Tahap Pra-operasional.
Tahap Piagetian kedua, mulai dari sekitar usia dua tahun sampai tujuh tahun; pemikiran simbolis menigkat tetapi pemikiran belum ada. Pemikiran pra-operasional bisa dibagi menjadi 2 subtahap yaitu:
Subtahap fungsi simbolis. Pada tahap ini terjadi diantara usia dua sampai empat tahun; berkembangnya kemampuan untuk merepresentasikan objek yang tidak hadir dan meningkatnya pemikiran simbolis; muncul egosentrisme dan animism.
Subtahap pemikiran intuitif. Pada tahap kedua dalam pemikiran pra-operasional, dimulai sekitar usia empat tahun dan berlangsung sampai usia tujuh tahun. Pada sub tahap ini, anak mulai menggunakan penalaran primitive dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan.
Tahap Operasional Konkret.
Tahap perkembangan kognitif piaget yang ketiga, terjadi antara usia tujuh sampai sebelas tahunj. Pada tahap ini anak berpikir secara operasional dan penalaran intuitif meski hanya dalam situasi konkret; kemampuan klasifikasi sudah ada tetapi belum bias memahami problem abstrak.
Tahap Operasional Formal.
Tahap perkembangan kognitif ini muncul diantara usia sebelas hingga limabelas tahu; dalamtahap ini, pemikiran remaja lebih abstrak, idealis, dan logis.

Evaluasi Atas Teori Piaget.
Kontribusi.
Piaget adlah tokoh besar dibidang psikologi perkembangan. Kita berhutang budi kepadanya dalam bidnag perkembangan kognitif anak-anak.
Kritik.
Teori Piaget tidak luput dari kritik. Muncul pertanyaan tentang beberapa area: tentang estimasi terhadap kompetensi anak dilevel perkembangan yang berbeda-beda; tentang tahap-tahap perkembangan; tentang pelatihan anak untuk melakukan penalaran pada level yang lebih tinggi; dan tentang kultur dan pendidikan.

Teori Vygotsky

Asumsi Vygotsky. Ada tiga klaim dalam i9nti pandangan Vygotsky (Tappan, 1998):  (1) keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisa dan diinterpretasikan secara developmental. (2) kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa dan bentuk diskursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membangaun dan mentransformasi aktivitas mental; dan (3) kemampuan kognitif berasal dari relasi social dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural.
Zone of Proximal Development. Adalah istilah Vygotsky untuk serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapiu dapat dipelajari dengan bantuan dari ornag dewasa atau anak yang lebih mampu.
Scaffolding. Sebuah teknik untuk mengubah level dukungan. Selama sesi pengajaran, orang yang lebih ahli (guru, atau murid yang lebih mampu) menyesuaikan jumlah bimbingannya dengan level kinerja murid yang telah dicapai.
Bahasa dan Pemikiran. Vygotsky (1962) percaya bahwa anak-anak menggunakan bahsa bukan hanya untuk komunikasi social, tetapi juga untuk merencanakan, memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri. Penggunaan bahsa untuk mengatur diri sendiri ini dinamkan “pembicaraan batin” (inner speech) atau “pembicaraan private” (private speech).

Psikologi pendidikan materi Motivasi

MOTIVASI

   Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Dalam pengajaran, motivasi aspek yang sangat penting, komponen utama dari konsep psikologilearned center.

PERSPEKTIF MOTIVASI

   1. Perspektif psikologis
Menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif yang berbeda pula. Perspektif yang dimaksud terbagi menjadi empat, yaitu :
Perspektif Behavioral
Menekankan pada imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci menentukan motivasi.
Motivasi murid sebagai konsekuensi dari intensif eksternal.
Intensif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid.
Intensif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan dapat menjauhkan dari perilaku yang tidak tepat.
Bentuk intensif : nilai yang baik, tanda bintang, pujian, dan penghargaan.
      2. Perspektif Humanistik
Menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib sendiri.
Berkaitan dengan pandangan Abraham Maslow yang menyatakan bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelim memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.
Hirarki Kebutuhan (kebutuhan fisik, keamanan, cinta dan rasa memiliki, harga diri, aktualisasi, dan lain-lain).
     3. Perspektif Kognitif
Menekankan pemikiran murid akan memandu motivasi mereka, dan juga arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan.
Perspwktif Konitif bertentangan dengan behavioral, berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak di lebih-lebihkan.
Murid meraih prestasi tinggi bukan karena kebutuhan biologis tetapi karena punya motivasi internal untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif.
      4. Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi adalah motivasi untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab.
Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, keterikatan dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
Murid yang punya hubungan penuh perhatian dan supportif biasanya mwmiliki sikap akademik yang positif dan lebih senang bersekolah.
Salah satu faktor terpenting dalam motivasi dan prestasi murid adalah persepsi mereka mengenai apakah hubungan mereka dengan guru bersifat positif atau tidak.

MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU

   Ada sejumlah strategi kognitif efektif untuk meningkatkan motivasi murid untuk meraih sesuatu atau untuk berprestasi. Hal ini dimulai dengan mengeksplorasi perbedaan krusial antara motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik.
Motivasi Entrinsik
        1. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh intensif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid mungkin bekajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang bagus.

       2. Motivasi Intrinsik
Motivsi Intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu  sendiri (tujuan itu sendiri). Miisalnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.

Psikologi pendidikan materi Intelegensi.

INTELIGENSI

    Inteligensi adalah salah satu milik kita yang paling berharga, tetapi bahkan orang yang paling cerdas sekalipun tidak sepakat tentang apa inteligensi itu. Berbeda dengan berat dan tinggi badan dan usia, inteligensi tidak bisa diukur secara langsung. Beberapa pakar mendeskripsikan inteligensi sebagai keahlian untuk memecahkan masalah (problem-solving).

Pandangan Awam Tentang Inteligensi
Inteligensi adalah istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, ataupun kemampuan untuk memecahkan problem yang dihadapi.
Ciri-ciri perilaku inteligen tinggi : kemampuan untuk memahami dan menyelesaikan problem mental dengan cepat, kemampuan mengingat, kreativitas tinggi dan imajinasi yang berkembang.
Inteligen rendah : perilaku lamban, tidak cepat mengerti, kurang mampu menyelesaikan problem mental yang sederhana.
Inteligensi Dalam Definisi
Inteligensi bagaikan listrik, mudah diukur namun hampir mustahil untuk didefinisikan.
Menurut Terman : kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak.
Menurut Thorndike : kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta.
Menurut Wechsler : Inteligensi sebagai totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan dengan efektif.
Menurut Flynn : kemampuan berpikir secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman.

Perbedaan Pandangan Awam Dengan Ahli
1. Pandangan Awam
     ➤  Kemampuan Praktis untuk Pemecahan Masalah
           ➜  Nalar yang baik
           ➔  Melihat hubungan diantara berbagai hal
           ➔  Melihat aspek permasalahan secara menyeluruh
           ➔  Pikiran terbuka
     ➤  Kemampuan Verbal
           ➜  Berbicara dengan artikulasi yang baik dan fasih
           ➜  Berbicara lancar
           ➜  Punya pengetahuan di bidang tertentu
     ➤  Kompetensi Sosial
           ➜  Menerima orang lain seperti adanya
           ➜  Mengakui kesalahan
           ➜  Tertarik pada masalah sosial
           ➜  Tepat waktu bila berjanji

      2.  Pandangan Ahli

      ➤  Kemampuan Memecahkan Masalah
            ➜  Mampu menunjukkan pengetahuan mengenai masalah yang dihadapi
            ➜  Mengambil keputusan tepat
            ➜  Ingin tahu secara intelektual
            ➜  Menunjukkan keingintahuan
      ➤  Inteligensi Verbal
            ➜  Kosakata baik
            ➜  Membaca dengan penuh pemahaman
            ➜  Ingin tahu secara intelektual
            ➜  Menunjukkan pengetahuan
      ➤  Inteligensi Praktis
            ➜  Tahu situasi
            ➜  Tahu cara mencapai tujuan
            ➜  Sadar terhadap dunia sekeliling
            ➜  Menunjukkan minat terhadap dunia luar

Keberhasilan Dalam Belajar
Faktor Internal
          Fisik : panca indera, kondisi fisik psikologis.
          ⇾  Non kognitif : (minat, motivasi, kepribadian)
          ⇾  Kognitif : bakat, inteligensi
Faktor Eksternal
       Fisik : kondisi tempat belajar, sarana dan perlengkapan belajar, materi belajar, kondisi lingkungan belajar.
           Sosial : dukungan sosial, pengaruh budaya.

FAKTOR-FAKTOR INTELIGENSI
William Stern (Uni Factor Theory)
Teori kapasitas umum
Inteligensi merupakan kapasitas atau kemampuan umum, cara kerja inteligemsi juga bersifat umum. Kapasitas umum timbul akibat pertumbuhan fisiologis dan akibat belajar.
Spearman : Faktor Umum (G faktor), dan Faktor Khusus (S faktor).
          ⇾  Faktor umum: yang menentukan apakah seseorang itu secara umum bodoh atau pandai.
          ⇾  Faktor khusus: yang menentukan kepandaian seseorang dalam bidang tertentu.

Multi Factors Theory
Oleh E.L. Thorndike
Inteligensi terdiri dari bentuk hubungan-hubungan neural antara stimulus dan respon. Hubungan neural khusus inilah yang mengarahkan tingkah laku individu.
Thomson
   Inteligensi mengamdung banyak sekali faktor yang masing-masing bebas dan berdiri sendiri, tetapi faktor yang berfungsi pada suatu saat tertentu hanyalah sebagian kecil saja dari keseluruhan faktor yang ada.

TES INTELIGENSI
Tes Individual
Tes Binet. Pada tahun 1904 Alfred Binet diminta pemerintah Perancis menyusun metode untuk identifikasi anak yang tidak mampu belajar di sekolah (bersama Theophile Simon). Anak yang kurang mampu belajar di sekolah umum akan dialihkan ke sekolah khusus. Dan pada tahun 1905 berhasil disusun skala 1905 terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari kemampuan untuk menentuh telinga hingga kemampuan untuk menggambar desain berdasarkan ingatan dan mendefinisikan konsep abstrak. Binet mengembangkan konsep Mental age (MA) atau usia mental, level perkembangan mental individu yang berkaitan dengan perkembangan lain. Pada tahun 1912, William Stern menciptakan konsep Intelligence Quotient (IQ) = IQ = MA/CA x 100. Jika usia mental sama dengan usia kronologis, IQ = 100. Usia mental dapat berbeda dengan usia kronologis, bila usia mental di atas usia kronologis maka IQ > 100, dan bila usia mental di bawah usia kronologis maka IQ < 100. Tes Binet mengalami revisi berkali-kali yang disebut Stanford-Binet. Tes Binet untuk usia 2 tahun hingga dewasa.
Skala Wechsler.  Memperkenalkan IQ verbal dan IQ Performance. WPPSI-R: Wechsler Preschool untuk usia 4-6.5 tahun. WISC-R: Wechsler Intelligence Scale for Children-Revised untuk usia 6-16 tahun, dan WAIS-R: Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised.

Tes Kelompok.
Tes inteligensi kelompok mencakup Lorge-Thorndike Intelligence Tests, Kuhlman-Anderson Intelligence Tests, dan Otis-Lennon School Mental Abilities Tests. Tes kelompok lebih nyaman dan ekonomis ketimbng tes individual, namun juga ada kekurangannya. Saat tes dilakukan pada satu kelompok besar, peneliti tidak dapat menyusun laporan individual, menentukan tingkat kecemasan murid, dan sebagaainya. Tes inteligensi kelompok harus dilengkapi dengan informasi lain tentang kemampuan murid. Banyak murid yang mengikuti tes dalam kelompok besar di sekolah, tapi keputudan untuk menempatkan murid dalam kelas khusus anak penderita retardasai mental, kelas pendidikan khusus, atau kelas anak berbakat, sebaiknya tidak didasakan pada tes kelompok saja.

PERBEDAAN
Tes Individual
Kurang ekonomis
Pemahaman murid akan lebih baik
Dapat menyusun laporan individual
Dapat mengukur tingkat kecemasan murid
Tes Kelompok
Lebih nyaman bagi anak-anak yang ekonomis
Pemahaman murid mungkin terbatas
Tidak dapat disusun laporan individual
Tidak dapat mengukur tingkat kecemasan murid

Menginterpretasi Skor Tes IQ
Jauhi pandangan stereotip dan perkiraan negatif tentang murid
Jangan gunakan tes IQ sebagai ukuran utama untuk kompetensi
Berhati-hatilah dalam menginterpretasikan makna dari seluruh nilai IQ