Minggu, 02 Juli 2017

Resume Pedagogi dan Andragogi

PEDAGOGI DAN ANDRAGOGI

Aspek Fundamental
      Andragogi adalah teori belajar yang dikembangkan untuk kebutuhan khusus orang dewasa. sedangkan Pedagogo adalah belajar di masa kanak-kanak, orang dewasa yang mandiri dan mengharapkan untuk mengambil tanggung jawab atas keputusannya sendiri. Program pembelajaran orang dewasa harus mengakomodasi aspek fundamental, berbeda dengan pembelajaran bagi anak-anak.

Perbedaan Andragogi dan Pedagogi (Malcolms S. Knowles):

AndragogiPembelajar disebut "peserta didik" atau "warga belajar"Gaya belajar independenTujuan fleksibelDiasumsikan bahwa peserta didik memilikinpengalaman untuk berkontribusiMenggunakan metode pelatihan aktifBelajar terpusat pada masalah kehidupan nyataPeserta dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh.

      2. Pedagogi

Pembelajar disebut "siswa" atau "anak didik"Gaya belajar dependenTujuan belajar ditentukan sebelumnyaDiasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman atau kurang informasiMetode pelatihan pasif,seperti metode kuliah atau ceramahBelajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritisGuru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh

      Malcom S. Knowles menyajikan asumsi dan proses pedagogi untuk dibedakan dengan andragogi, yaitu:

Asumsi PedagogiKonsep diri ➜ ketergantunganPengalaman ➜ Berharga kecilKesiapan ➜ Tugas perkembangan, tekanan asosiasiPerspektif waktu ➜ Aplikasi ditundaOrientasi untuk belajar ➜ Berpusat pada substansi mata pelajaranIklim belajar ➜ Berorientasi  otoritas, resmi, dan kompetatifPerencanaan ➜ Oleh guruPerumusan tujuan ➜ Oleh guruDesain ➜ Logka materi pelajaran, unit kontenKegiatan ➜ Teknik pelayananEvaluasi ➜ Oleh guru

      2. Asumsi Andragogi

Peningkatan arah diri atau kemandirianPelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajarTugas perkembangan, peran sosialKecepatan aplikasiBerpusat pada masalahMutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informalReksa (mutual) diagnosis diriReksa negosiasiDiurutkan dalam hal kesiapan unit masalahTeknik pengalamanReksa diagnosis dan reksa program pengukuran

Karakteristik Pembelajar Dewasa

Pelajar dewasa biasanya memiliki pengalaman sebelumnya, baik yang positif maupun negatifPelajar dewasa ingin segera mengambil manfaat dari hasil belajarnyaPelajar dewasa memiliki konsep diri secara satu arahPelajar dewasa memiliki ketakutan dan keraguan yang luas bagi proses pendidikanGaya pelajar dewasa biasanya bisa diaturPelajar dewasa memiliki "tujuan yang deawas"Masalah pelajar deawasa yang berbeda dari masalah anak-anakMinat pendidikan pembelajar deawasa biasanya mencerminkan dimensi kejuruanNilai-nilai dari pelajar dewasa sebagaiorang deawasa lbih banyak daripada nilai-nilai program

Motivasi Pelajar Deawasa

Hubungan sosial, untuk memperoleh teman-teman baru bagi pemenuhan kebtuhan untuk asosiasi dan persahabatan.Harapan eksternal, untuk mematuhi petunjuk dari orang lain dan memenuhi harapan atau rekomendasi dari seseorang yang memiliki otoritas formal.Kemajuan pribadi, untuk mencapai status yang lebih tinggidalam pekerjaan, kemajuan rofesional yang aman, dan tetap sejajar dengan pesaing.Stimulasi, untuk menghilangkan kebosanan, memberikan istirahat di rumah dari rutinitas pekerjaan, dan mereduksi tekanan kehidupan yang cenderung rewel.

Layanan Pembelajaran di Kelas

Lingkungan belajar harus nyaman secara fisik dan psikologis dan waktu istirahat yang cukup.Penghargaan atas harga diri dan ego untuk mencoba perilaku baru di depan teman-teman dan pengikutnya.Orang dewasa membawa banyak pengalaman hidup ke dalam kelas dan orang deawasa dapat belajar banyak dengan baik melalui dialog dengan rekan-rekan yang di hormati.Pengetahuan baru harus diintegrasikan dengan pengetahuan sebelumnya, warga belajar harus berpartisipasi secara aktif dalam pengalaman belajar.Instruktur harus menyeimbangkan penyajian materi baru, berdebat dan berdiskusi, serta berbagai pengalaman warga belajar yang relevan.Instruktur harus melindungi pendapat minoritas, menghindari perselisihan, membuat smabungan antara berbagai pendapat dan ide, dan terus mengingatkan berbagai solusi kelompok potensial untuk masalah ini.Pembelajaran dan oengajaran teori berfungsi lebih baik sebagai sumber daya ketimbang aturan. 

Lingkup Aplikasi

      Andragogi berlaku bagi segala bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam perencanaan orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan program pelatihan organisasi, khususnya untuk domain keterampilan lunak (soft skill). Dengan demikian aplikasi andragogi berlaku di ruang-ruang kursus, pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus, bimbingan profesional, pemberantasan buta aksara, keaksaraan fungsional, dan lain-lain.

    Sudah jelas bahwa kedewasaan seseoranglah yang menjadi fokus pendekatan, bukan dewasa dalam makna usia atau kategori rentang umur. Model andragogis menegaskan lima isu akan dipertimbangkan dan di bahas dalam pembelajatan formal. Lima isu itu adalah:

Memberikan kesempatan kepada peserta didik tahu mengapa ada sesuatu yang penting untuk di pelajari.Menunjukkan kepada peserta didik bagaimana mengarahkan diri mereka sendiri melalui informasi yang tersedia.Topik kegiatan belajat terkait pengalaman peserta didik.Manusia tidak akan belajar sampai mereka siap dan termotivasi untuk belajar.Diperlakukan upaya membantu mereka mengatasi hambatan, perilaku,dan keyakinan tentang belajar.

Resume Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

    Ada dua jenis pendidikan anak berkebutuhan khusus, yaitu: anak yang menderita ketidakmampuan dan anak yang berbakat.

ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN

    Kita dapat mengelompokkan ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sebagai berikut:

Gangguan InderaGangguan penglihatan            Anak yang buta secara edukasional" (Educationally blind) tidak bisa menggunakan pebglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar.

Gangguan Pendengaran            Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah pendengaran terdiri dari dua kategori: pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading (menggunakan alat visual untuk mengajar membaca), dan sejenisnya. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling).

      2. Gangguan Fisik

Gangguan Ortopedik biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi.Gangguan Palsy adalah gangguan yang berupa ;emahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas.Gangguan Kejang-Kejang, biasa yang dijumpai adalah epilepsi yang merupakan gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang.

Attention Deficit Hyperactivity Disorders, ciri-cirinya adalah:

kurang perhatian (inattentive) sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan mengerjakan tugas.hiperaktif, menunjukkan level aktivitas fisik yang tinggi, hampir selalu bergerak.dan impulsif yang sulit mengendalikan reaksinya dan gampang bertindak tanpa pikir panjang.

ISU PENDIDIKAN YANG BERKAITAN DENGAN ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN

Individual with Disabilities Education Act (IDEA) merupakan pelayanan bagi semua anak penderita ketidakmampuan. IDEA mensyaratkan agar murid yang menderita ketidakmampuan atau gangguan diberi rancangan pendidikan yang disesuaikan dengan diri si anak (Individualized education plan atau IEP). 

Least restrictive environment (LRE)  merupakan sebuah setting yang semirip mungkin dengan setting tempat mendidik anak yang tidak menderita ketidakmampuan.

Kesuksesan akademik dan sosial anak. Hasil ini dipengaruhi oleh kualitas pengajaran yang diberikan kepada anak (seperti kelas regular, ruang sumber daya, aau kelas pendidikan khusus).Anak dengan gangguan emosional berat. Anak dengan gangguan ini berhasil jika mereka berpartisipasi dalam pendidikan vokasional dan diintegrasikan ke dalam sekolah melalui aktivitas seperti olahraga.Anak dengan gangguanpendengaran. aAnak dengan gangguan ini akan mendapatkan keuntungan akademik, namn dengan rasa penghargaan diri yang rendah jika mereka ditempatkan di kelas reguler.

ANAK-ANAK YANG BERBAKAT

       Anak berbakat (gifted) adalah anak dengan kecerdasan di atas rata-rata (biasanya didefinisikan memiliki IQ 130 atau lebih) dan atau punya bakat unggul di beberapa bidang seperti seni, musik, atau matematika. 

Karakteristik

Dewasa lebih dini (precocity)Belajar menuruti kemauan mereka sendiriSemangat untuk menguasaiUnggul dalam memproses informasi

Studi Terman Klasik

      Orang-orang berbakat dalam Studi Terman telah matang secara intelektual sebelum waktunya, tetapi mereka tidak mengalami gangguan emosional atau penyesuaian diri. Banyak anak dalam studi Terman bukan hanya mempunyai IQ tinggi, tetapi juga berasal dari keluarga kelas menengah ke atas yang orantuanya memantau dan membimbing prestasi mereka. Anak berbakat yang yang tidak merasa tertantang dapat menimbulkan problem disekolah.

Mendidik Anak Berbakat

      Anak berbakat yang tidak merasa tertantang dapat mengganggu, tidak naik kelas, dan kehilangan semangat untuk berprestasi. Beberapa program untuk anak berbakat adalah (Hertzog, 1998):

Kelas khusus (program pullout)Akselerasi dan pengayaan di kelas regulerProgram mentor dan pelatihanKerja, atau pelayanan masyarakatWinner percaya bahwa jika masih ada anak yang merasa tidak tertantang, dia merekomendasikan agar anak itu diizinkan untuk lompat kelas atau masuk ke kelas khusus. Misalnya, beberapa murid sekolah menengah yang cerdas di perbolehkan masuk ke kelas akademi yang sesuai dengan bidang kemampuannya.

Resume pengelolaan kelas


PENGELOLAAN KELAS

MENGAPA KELAS PERLU DIKELOLA SECARA EFEKTIF
     Pandangan lama menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk mengontrol tindak tanduk murid, sedangkan pandangan yang terbaru berfokus pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri. Tren baru dalam manajemen kelas lebih menekankan pada pembimbingan murid untuk menjadi lebih mau berdisiplin diri dan tidak terlalu menekankan pada kontrol eksternal atas diri murid. Dalam tren manajemen kelas yang sekarang guru dianggap sebagai pemandu, koordinator, fasilitator. Model manajemen kelas yang baru bukan mengarah pada mode permisif, penekanan pada perhatian dan regulasi diri murid bukan berarti guru tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di kelas.
     Doyle mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan kompleksitas kelas dan potensi problem, yaitu:

Kelas adalah multidimensionalAktivitas terjadi secara simultanKejadian yang terjadi secara cepatKejadian yang sering sekali tidak dapat di dugaKurangnya privasiSejarah kelas     Strategi yang baik untuk memulai kegiatan belajar mengajar adalah:

Membangun ekpektasi untuk perilaku dan menghilangkan ketidakpastianmemastikan murid merasakan pengalaman kesuksesanSelalu siap dan dapat di jangkauSelalu bertugas

     Tujuan manajemen kelas yang efektif yaitu membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak di orientasikan pada tujuan (menjaga aktivitas tetap lancar, meminimalkan waktu transisi, dan mengajak murid untuk bertanggung jawab), dan mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.

MENDESAIN LINGKUNGAN FISIK KELAS

Prinsip Penataan KelasKurangi kepadadatan di tempat lalu lalangPastikan bahwa anda dapat dengan mudah melihat semua muridMateri pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diaksesPastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.

      2. Gaya Penataan

Gaya Auditorium merupakan gaya susunan kelas untuk semua murid duduk menghadap guru.Gaya Tatatp Muka (face to face) merupakan gaya susuan kelas yang muridnya saling menghadap.Gaya Off-Set adalah gaya susunan kelas yang sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.Gaya Seminar merupakan gaya susunan kelas yang sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, persegi, atau bentuk U.Gaya Klaster ( cluster) adalah gaya susunan kelas yang sejumlah muridnya (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG POSITIF UNTUK PEMBELAJARAN

      Menggunakan gaya manajemen kelas yang otoritatif, bukan gaya otoriter atau permisif. Guru yang otoritatif akan melibatkan murid murid dalam bekerja sama give-and-take dan menunjukkan sikap perhatian kepada mereka. Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan regulasi, menentukan standar dengan masukan dari murid.

      Gaya manajemen kelas otoritatif adalah melakukan percakapan dengan murid, memerhatikan murid dan membatasi perilaku murid jika dibutuhkan. Pengajaran yang otoritatif berhubungan dengan perilaku murid yang kompoten. 

      Gaya manajemen kelas otoritarian adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol muridnya dan tidak banyak melakukan percakapan dengan mereka. Gaya seperti ini akan menyebabkan murid yang cenderung pasif.

      Gaya manajemen kelas pesimis merupakan meberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka. Murid di kelas pesimis ini cendenrung unya keahlian akdemik yang tidak memadai dan kontrol diri yang rendah.

      Karya Kounin mengungkapkan karakteristik lain yang berhubungan dengan manjemen kelas yang efektif, yaitu:

WithitnessMengatasi situasi yang tumpang tindihMenjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaranMelibatkan murid dalam berbagai ktivitas yang menantang

Membedakan Aturan dan Prosedur

Masuk akal dan perluJelas dan dapat di pahamiKonsisten dengan tujuan instruksional dan pembelajaranKompatibel dengan aturan sekolah

      Agar nurid mau bekerja sama maka diperlukan:

Pengembangan hubungan positif dengan muridMengajak murid berbagi dan mengemban tanggung jawab (melibatkan murid untuk perencanaan dan implementasi inisiatif sekolah dan kelas, mendorong murd untuk menilai perilaku diri mereka sendiri, jangan menerima alasan-alasan, dan bersabar sampai strategi pemberian tanggung jawab ini bisa bekerja)Memberi imbalan pada perilaku yang tepat.

MENJADI KOMUNIKATOR YANG BAIK

      Jadilah pendengar aktif. Mendengar aktif adalah ketika seseorang memberi perhatian penuh pada pembicara, fokus pada isi intelektual dan emosional dari pesan. Beberapa strategi mendengarkan aktif antara lain:

Memberi perhatian pada orang yang berbicara, seperti mempertahankan kontak mataParafrasaMensitesiskan tem dan pola Memberi tanggapan secara kompeten

Selasa, 30 Mei 2017

Public speaker muda USU

RAY VIVALDY, PUBLIC SPEAKER MUDA

Ray Vivaldy Panjaitan merupakan mahasiswa semester 2 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU). Mahasiswa kelahiran Medan 24 Maret 1998 ini, sangat fasih dalam berbahasa inggris. Kemampuannya dalam berbahasa asing ini menghantarkannya memperoleh kejuaraan dalam debat bahasa inggris. Ray mulai belajar bahasa inggris sejak di bangku SD. Dimulai dari les private dan juga dia sering belajar sendiri dengan menggunakan buku di rumah. Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Ray berpikir untuk membentuk sebuah organisasi English Club di sekolahnya.  Setelah menghadapi banyak kendala untuk membentuk English Club tersebut, akhirnya kerja keras Ray membuahkan hasil dan ia berhasil sebagai pencetus English Club tersebut.
Selain aktif dalam berbahasa asing, Ray juga merupakan mahasiswa yang aktif dalam organisasi. Salah satu organisasi yang digelutinya saat ini ialah organisasi USD (USU Society for Debate). Ray sering mengikuti debat bahasa inggris dan memperoleh kejuaraan dalam lomba debatnya tersebut. Beberapa lomba yang pernah di ikuti dan prestasi yang pernah diraih seorang Ray diantaranya, juara 1 USU English Debate Workshop/ English Debate Competition 2016, juara 1 English Speech Competition in Millenium ICT Center 2016, pernah mengikuti ALSA (Asian Law Student Association) di UNPAD 2016, juara 1 IEC (International Education Center) Debate Open In Novice Category 2017, dan 3rd The Best Speaker di SOVED (Sumatera Overland Varsity Debate) yang diadakan di Padang pada tanggal 27-30 April 2017.
“Ray jauh dari jangkauan pendiam, orangnya hiperaktif. Dan Ray sendiri untuk mahasiswa semester awal mempunyai kompeten yang bagus dan cukup membanggakan. Saya sendiri juga termotivasi darinya, pernah dia ngajak saya untuk jadi panitia di acara USU Open, acara lomba debat nasional yang mengundang berbagai universitas di Indonesia. Sejak diajak jadi panitia oleh Ray, saya jadi kepengen gitu bisa seperti dia bisa ikut debat bahasa inggris dan jadi orang yang berprestasi.” Kata Fattah teman dekat Ray.
“Belajar khusus sih gak terlalu dipatokkan, paling aku sering buka-buka note, file-file dan liat-liat video debat aku, dan belajar buka buku kuliah juga sebentar. Jadi gak terlalu dipatokkan malam itu harus belajarnya berapa jam gitu.” Jawab Ray saat ditanya tentang jam belajarnya di rumah. Ray membuat bangga orangtua dan teman-temannya dari prestasi yang diraihnya. Walau sudah bisa dibilang sangat fasih dalam berbahasa inggris, namun Ray juga tidak berhenti untuk terus belajar.
Ray bercita-cita ingin menjadi Duta Besar Prancis. Jadi selain mempelajari bahasa inggris, Ray juga sedang belajar bahasa Prancis dengan cara sederhana yakni sering melihat video di Youtube dan sering mendengarkan lagu-lagu prancis. Cita-cita tersebut termotivasi dari kegemarannya dengan budaya Prancis, suka dengan kota-kotanya dan juga bahasanya. Walau menurutnya belajar bahasa Prancis itu susah, tetapi jika ada kemauan untuk belajar tentu saja pasti bisa. Kemampuan Ray berkarya dengan bahasa di usianya yang masih muda, dapat memotivasi kita semua untuk bisa aktif seperti Ray. (ZieViz Publisher)

Minggu, 09 April 2017

Laporan observasi

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
LAPORAN OBSERVASI ‘MANAJEMEN KELAS’

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Reyhan Ahmad Lubis 161301079
Abdul Hafiz 161301081
Ianita Perangin-Angin 161301094
Rizka Dwi Saputri 161301098
Miranda S. 161301099
Nada Pertiwi 161301149
Nashiha Syifa Alsakina 161301154
Fakultas Psikologi Universitas Sumtera Utara Medan
2017

BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Identititas Sekolah Nama Sekolah : SMA Dharma Pancasila Medan Alamat : Jalan Dr.T. Mansyur No.71-C. Medan, Kec. Medan Selayang, Kel. Padang Bulan Selayang I, 20131
Uraian Aktifitas Observasi Jadwal Observasi : Sabtu, 1 April 2017 Waktu Observasi : 08.00-09.00 Objek Observasi : Kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2
Latar Belakang
     Lingkungan pembelajaran yang baik harus dibarengi dengan pengelolaan kelas dan iklim belajar yang baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah. Untuk menciptakan pengelolaan yang baik, kita terlebih dahulu memahami apa arti manajemen kelas, prinsip dasar mengelola kelas, permasalahan dalam kelas, kondisi, penciptaan iklim pembelajaran dan kondisi-kondisi dalam kelas. Semua itu harus dipahami oleh guru agar pengelolaan kelas bukan hanya mengurusi tentang saran prasarana kelas saja tetapi kondisi psikologis dari siswa.
     Dalam pengelolaan kelas, efektif atau tidak pelaksanaannya sangat tergantung pada sikap guru dalam memahami berbagai aspek dalam pelaksanaannya. Beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian guru yaitu aspek sifat kelas dan situasi kelas yang dapat menentukan bentuk dan metode pendekatan yang sesuai dalam proses pembelajaran serta tindakan efektif keratif dari guru sangat menentukan jalannya kegiatan pengelolaan kelas. Selain itu, guru juga harus paham tentang tujuan dari pengelolaan kelas itu sendiri sehingga proses pembelajaran akan lebih terarah pada suatu tujuan yang telah direncanakan.
     Pembelajaran juga harus memuat pendidikan karakter. Yaitu pada saat pembelajaran seorang guru juga harus memasukkan pendidikan karakter dalam pembelajaran, agar siswa sudah terbiasa dengan kebiasaan yang baik dan memuat karakter bangsa.
     Kelengkapan sarana prasarana sekolah juga merupakan hal penting yang memerlukan pengeloaan. Sarana prasarana tersebut juga mempengaruhi kondisi belajara siswa, sehingga dalam jelas tersebut juga harus melakukan pembaharauan, baik itu penataan, perubahan bahkan penambahan fasilitas, agar siswa tidak cepat bosan.
     Berhasilnya manajemen kelas dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut melekat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, juga dipengaruhi oleh faktor non fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru. Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Kondisi atau iklim memberikan pengaruh terhadap efektivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan sebaliknya juga akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar anak serta perkembangan pendidikan peserta didik.
Rumusan Masalah
Apakah manajemen ruang kelas sudah tertata dengan baik dan kondusif?
Bagaimana kondisi ruang kelas ketika Kegiatan Belajar Mengajar?
Apakah gaya pengajaran yang diberikan sudah memberikan cukup motivasi untuk belajar para Siswa?
Tujuan Observasi
Untuk mengetahui manajemen kelas yang sudah cukup kondusif
Untuk mengetahui kondisi ruang kelas ketika KBM berlangsung
Untuk mengetahui sejauh mana gaya pengajaran di SMA DHARMA PANCASILA
Manfaat Observasi
Menambah wawasan akan manajemen kelas
Memberikan pengalaman tersendiri setelah melakukan Observasi di SMA DHARMA PANCASILA


BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Manajemen Kelas
     Istilah manajemen telah lahir dan diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, dan lain sebagainya. Masing-masing memberikan pandangan yang berbeda sesuai dengan latar belakang pekerjaan mereka. Manajemen sebagai sebuah istilah yang sering dipakai di dunia bisnis pada dasarnya juga dipakai untuk organisasi pendidikan pada umumnya. Berikut pengertian manajemen menurut para ahli:
M. Sobry Sutikno menyimpulkan bahwa “manajemen adalah serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan memberdayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi”.
John. D Millet dalam Pengantar Manajemen karangan dari H.B. Siswanto membatasi manajemen adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan. sedangkan James A.F Stoner dan Charles Wankel memberikan batasan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi terwujudnya tujuan organisai.2 Selanjutnya adapun pengertian kelas memiliki dua pengertian yaitu:
Kelas dalam arti sempit yaitu ruangan yang dibatasi oleh empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses pembelajaran.
Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai tujuan. 3Sedangkan pengertian dari ruang kelas adalah kondisi fisik kelas yang akan digunakan oleh guru bersama dengan siswanya dalam aktifitas pembelajaran.
Dari pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen secara umum adalah serangkaian proses pengarahan, perencanaan dan pengendalian terhadap suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Dengan demikian manajemen kelas merupakan suatu perangkat prilaku penyelenggaraan proses belajar mengajar agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar dan efesien di lingkungan kelas.
Pengertian manajemen kelas Menurut Emmer yang dikutif dalam buku “Sekolah Efektif dan Guru Efektif” yang ditulis oleh Hasri Salfen mendefinisikan “manajemen kelas sebagai perangkat perilaku dan kegiatan guru yang diarahkan untuk menarik perilaku siswa yang wajar, pantas, dan layak serta usaha dalam meminimalkan gangguan.” Sedangkan Duke menyatakan “Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna menciptakan dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan mengajar.”
J.M Cooper mengemukakan lima pengelompokan definisi manajemen kelas yaitu:
Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas sebagai pandangan dalam mengontrol tingkah laku.
Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa sebagai pandangan yang bersifat permisif kaitannya dengan tugas guru dalam memaksimalkan kebebasan siswa.
Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diingingkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosioemosional kelas yang positif sebagai pandangan hubungan kegiatan interaksi belajar mengajar guru dengan siswa.
Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi yang efektif.

Tujuan Manajemen Kelas
     Manajemen kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara situasi kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan bila terjadi gangguan belajar dari siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain manajemen kelas merupakan kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal dalam proses belajar mengajar. Manajemen kelas bagi guru perlu dikuasai dan diterapkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkalaku siswa yang tidak diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkalaku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal, iklim sosio emosional yang positing serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
     Tujuan pengelolaan atau menurut Sudirman penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Sedangkan Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan atau manajemen kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien.

BAB III
HASIL PENGAMATAN
Bagaimana proses ujian menghafal proses reproduksi pada mata pelajaran di kelas XI MIA 1
Para murid lancar dalam mengingat apa yang telah mereka hafalkan
Sambil menunggu giliran atau selesai ujian menghafal, beberapa murid ada yang mengobrol
Para murid tampak antusias dengan mata pelajaran biologi
Guru mengoreksi jika ada istilah atau hafalan yang kurang tepat
Guru dapat mencairkan suasana kelas yang sebelumnya cukup tegang
Ada seorang murid yang dites oleh guru, kemudian direspon positif oleh murid lainnya
Walaupun suasana penuh canda tawa, namun murid-murid tetap menghargai guru tersebut.

BAB IV
PEMBAHASAN
Bagaimana proses ujian menghafal proses reproduksi pada mata pelajaran di kelas XI MIA 1

    Saat kami menobservasi kelas XI MIA 1, mata pelajaran yang sedang berlangsung adalah biologi. Sebelumnya, bapak guru tersebut telah menugaskan murid-muridnya untuk menghafal salah satu subbab dari materi reproduksi. Satu persatu murid dipanggil oleh bapak guru sesuai dengan urutan absen kelas mereka. Bapak guru tersebut berdiri di dekat meja guru sambil memegang buku nilai sambil mengamati muridnya yang sedang menghafal. Pada hari itu, hanya setengah murid dari satu kelas yang maju ke depan untuk tugas menghafal, karena pada hari sebelumnya sebagian dari mereka sudah melakukan tugas menghafal.
Para murid lancar dalam mengingat apa yang telah mereka hafalkan
     Hafalan yang ditugaskan cukup rumit karena terdapat istilah-istilah yang sulit untuk diucapkan. Namun para murid dapat menghafalnya dengan baik dan lancar, tanpa membawa kertas kecil sebagai bantuan menghafal. Walaupun ada beberapa kesalahan dalam pengucapan suatu istilah, bapak guru dapat langsung mengoreksi sehingga dapat dilanjutkan oleh murid-murid. Bapak guru terlihat cukup puas dengan hafalan murid-muridnya yang terlihat lancar.
Sambil menunggu giliran atau selesai tugas menghafal, beberapa murid ada yang terlihat mengobrol.

     Walaupun sedang diadakan kelas dan ada guru yang berada di dalam kelas, ada juga beberapa murid yang terlihat mengobrol dengan teman sebangkunya atapun teman di dekat mereka. Karena mereka merasa sudah selesai dan lega dengan tugas menghafal sebelumnya, jadi mereka langsung mengobrol tanpa memperhatikan temannya yang sedang menghafal. Terutama murid laki-laki yang berada di barisan paling belakang kelas. Namun ada juga murid yang sudah selesai melakukan tugas dan tetap memperhatikan temannya yang sedang berada di depan.
Para murid tampak antusias dengan mata pelajaran biologi
     Dilihat dari cara mereka menghafal dengan baik, serta didukung dengan guru yang ramah dan menyenangkan, murid-murid tampak antusias dengan kelas biologi tersebut. Mereka tampak memperhatikan dengan serius apa yang dijelaskan bapak guru disela-sela jeda sebelum murid lainnya maju ke depan. Bahkan tampak ada dua murid laki-laki yang berebut untuk maju ke depan, padahal bukan nama salah satu murid tersebut yang dipanggil, sehingga membuat suasana kelas menjadi canda tawa namun tetap kondusif.
Guru dapat mencairkan suasana kelas yang sebelumnya cukup tegang

     Saat sesi menghafal selesai, bapak guru menjelaskan sedikit materi reproduksi sambil diselingi candaan agar membuat murid-muridnya menjadi rileks setelah lama menghafal materi yang ditugaskan. Bahkan kamipun ikut tertawa dengan candaan bapak guru tersebut. Bapak guru tetap bisa mengkondisikan kelas menjadi kondusif dikala anak muridnya sedang tertawa geli mendengar candaannya tersebut. Bapak guru tersebut dapat mengetahui keadaan kelas yang sebelumnya tegang dan sunyi serta tidak ingin membuat murid-muridnya larut dalam suasana kelas seperti itu
Ada seorang murid yang dites oleh guru, kemudian direspon positif oleh murid lainnya
     Setelah bapak guru selesai menjelaskan sedikit materi, bapak guru bertanya kepada salah seorang siswa di barisan depan ujung kelas untuk menguji kemampuan anak tersebut, karena menurut bapak guru siswa tersebut hanya melamun sedaritadi. Ketika diberi pertanyaan, siswa tersebut dapat menjawab semua pertanyaan bapak guru dengan tepat dan diebri sorakan gembira teman-temannya. Walaupun ada pengucapan yang salah atau terbalik, bapak guru tetap mengoreksi jawaban murid tersebut. Siswa tersebut diiringi tepukan meriah teman-temannya yang membuat suasana kelas menjadi gembira dan tidak terlihat membosankan.
Walaupun suasana penuh canda tawa, namun murid-murid tetap menghargai guru tersebut
     Bapak guru tersebut memiliki pembawaan yang menyenangkan dan selalu tersenyum, sehingga murid-murid sangat menyenangi guru tersebut. Bapak guru bisa membuat kelas menjadi ceria, tidak membosankan, dan tidak membuat murid-muirdnya takut kepada guru tersebut. Walaupun guru tersebut bersikap demikian, murid-muridnya tetap menghargai bapak guru dengan tidak mengoloknya ataupun bersikap tidak sopan padanya. Apalagi bapak guru terlihat masih cukup muda dan dapat bergaul dengan murid-muridnya dengan mudah, sehingga ini menjadi nilai tambah bagi bapak guru yang tetap bisa mengontrol kelas dengan baik, sembari murid-muridnya tetap bersikap sopan pada bapak guru. Membuat bapak guru semakin disenangi oleh murid-muridnya.
Bapak guru memberikan tugas di akhir kelas
     Setelah semua murid selesai dengan tugas menghafal mereka, bapak guru memberikan tugas tambahan untuk setiap kelompok membuat kumpulan soal beserta jawabannya berdasarkan soal Ujian Nasioonal SMA tahun 2015 dan 2016. Tugas tersebut bapak guru berikan agar murid-muridnya bisa menambah pengetahuan mereka di mata pelajaran biologi, ditambah agar mereka bisa menghadapi Ujian Akhir Semester yang tidak lama lagi akan diadakan di sekolah mereka.

Testimoni belajar mata kuliah psikologi pendidikan

Mata kuliah psikologi pendidikan 2 sks. Saya berada di kelas B.  Kelas B dijadwalkan pada hari Rabu pada pukul 11;00-13;00 WIB. Dalam belajar Psikologi pendidikan saya tahu bagaimana cara belajar anak-anak sampai remaja,  bagaimana pelajar menerima dan bagaimana cara mengajar murid sesuai dengan usianya. Mata kuliah ini mengarahka mahasiswa untuk aktif selama perkuliahan dan juga menuntun mahasiswa untuk rajin dalam menulis atau memposting blognya. Mata kuliah ini juga memberikan pemahamam perilaku murid yang berbeda-beda.

Jumat, 07 April 2017

Psikologi pendidikan materi perkembagan kognitif.

Perkembangan kognitif.
Proses kognitif menurut Piaget.
Skema adalah sebuah konsep atau kerangka yang eksis didalam pikiran seseorang yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi.
Asimilasi dan Akomodasi. Asimilasi yaitu suatu proses mental yang terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru kedalam pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi yaitu suatu proses mental yang terjadi ketika anak menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Organisasi adalah konsep Piaget yang berarti pengelompokkan perilaku  yang terpisah kedalam sistem kognitif yang lebih tertib dan lancar; pengelompokkan atau penataan perilaku kedalam kategori-kategori. Penggunaan organisasi meningkatkan kemampuan memori jangka panjang.
Ekuilibrasi adalah suatu mekanisme yang dikemukakan Piaget untuk menjelaskan bagaimana anak  bergerak dari satu tahap ke tahap selanjutnya. Pergeseran ini terjadi saat anak mengalami konflik kognitif atau disekuilibrium dalam usahanya untuk memahami dunianya. Pada akhirnya, anak memecahkan konflik itu dan mendapatkan keseimbangan pemikiran.

Tahap-tahap Piagetian.
Tahap sensorimotor.
Tahap Piagetian pertama, mulai dari kelahiran sampai sekitar usia dua tahun, dimana bayi membangun pemahaman tentang dunia dengan mengordinasikan pengalaman indra dengan gerakan motor.

Tahap Pra-operasional.
Tahap Piagetian kedua, mulai dari sekitar usia dua tahun sampai tujuh tahun; pemikiran simbolis menigkat tetapi pemikiran belum ada. Pemikiran pra-operasional bisa dibagi menjadi 2 subtahap yaitu:
Subtahap fungsi simbolis. Pada tahap ini terjadi diantara usia dua sampai empat tahun; berkembangnya kemampuan untuk merepresentasikan objek yang tidak hadir dan meningkatnya pemikiran simbolis; muncul egosentrisme dan animism.
Subtahap pemikiran intuitif. Pada tahap kedua dalam pemikiran pra-operasional, dimulai sekitar usia empat tahun dan berlangsung sampai usia tujuh tahun. Pada sub tahap ini, anak mulai menggunakan penalaran primitive dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan.
Tahap Operasional Konkret.
Tahap perkembangan kognitif piaget yang ketiga, terjadi antara usia tujuh sampai sebelas tahunj. Pada tahap ini anak berpikir secara operasional dan penalaran intuitif meski hanya dalam situasi konkret; kemampuan klasifikasi sudah ada tetapi belum bias memahami problem abstrak.
Tahap Operasional Formal.
Tahap perkembangan kognitif ini muncul diantara usia sebelas hingga limabelas tahu; dalamtahap ini, pemikiran remaja lebih abstrak, idealis, dan logis.

Evaluasi Atas Teori Piaget.
Kontribusi.
Piaget adlah tokoh besar dibidang psikologi perkembangan. Kita berhutang budi kepadanya dalam bidnag perkembangan kognitif anak-anak.
Kritik.
Teori Piaget tidak luput dari kritik. Muncul pertanyaan tentang beberapa area: tentang estimasi terhadap kompetensi anak dilevel perkembangan yang berbeda-beda; tentang tahap-tahap perkembangan; tentang pelatihan anak untuk melakukan penalaran pada level yang lebih tinggi; dan tentang kultur dan pendidikan.

Teori Vygotsky

Asumsi Vygotsky. Ada tiga klaim dalam i9nti pandangan Vygotsky (Tappan, 1998):  (1) keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisa dan diinterpretasikan secara developmental. (2) kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa dan bentuk diskursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membangaun dan mentransformasi aktivitas mental; dan (3) kemampuan kognitif berasal dari relasi social dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural.
Zone of Proximal Development. Adalah istilah Vygotsky untuk serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapiu dapat dipelajari dengan bantuan dari ornag dewasa atau anak yang lebih mampu.
Scaffolding. Sebuah teknik untuk mengubah level dukungan. Selama sesi pengajaran, orang yang lebih ahli (guru, atau murid yang lebih mampu) menyesuaikan jumlah bimbingannya dengan level kinerja murid yang telah dicapai.
Bahasa dan Pemikiran. Vygotsky (1962) percaya bahwa anak-anak menggunakan bahsa bukan hanya untuk komunikasi social, tetapi juga untuk merencanakan, memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri. Penggunaan bahsa untuk mengatur diri sendiri ini dinamkan “pembicaraan batin” (inner speech) atau “pembicaraan private” (private speech).